Rabu, 22 April 2015

[041] Fushshilat Ayat 011

««•»»
Surah Fush shilat 11

ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ ائْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ
««•»»
tsumma istawaa ilaa alssamaa-i wahiya dukhaanun faqaala lahaa walil-ardhi i/tiyaa thaw'an aw karhan qaalataa ataynaa thaa-i'iina
««•»»
Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".
««•»»
Then He turned to the heaven, and it was smoke, and He said to it and to the earth, ‘Come! Willingly or unwillingly!’ They said, ‘We come heartily.’
««•»»

Setelah penciptaan bumi pada ayat yang lalu, maka pada ayat ini Allah SWT menerangkan keadaan langit. Setelah Allah menciptakan bumi Dia menuju ke langit, waktu itu langit berupa asap.

Bagaimana keadaan asap itu dan bagaimana hakikatnya, hanya Allah sajalah yang mengetahui Nya, sekalipun ada yang mencoba menerangkan keadaan asap yang dimaksud, baik yang dikemukakan oleh pendeta-pendeta Yahudi, maupun oleh para ahli yang telah mencoba menyelidikinya, namun belum ada keterangan yang pasti yang menerangkan keadaan dan hakikat asap itu.

Dalam ayat ini, seolah-olah Allah menerangkan bahwa bumi lebih dahulu diciptakan Nya dari langit, barulah Dia menciptakan langit dengan segala isinya, termasuk di dalamnya matahari, bulan dan bintang-bintang yang lain. Tentang pada ayat yang lain diterangkan bahwa Allah menciptakan langit lebih dahulu dari menciptakan bumi. Karena itu ada sebagian mufassir yang mencoba mengkompromikan kedua ayat ini. Menurut mereka bahwa dalam merencanakan, maka Allah SWT lebih dahulu merencanakan bumi dengan segala isinya. Tetapi dalam pelaksanaanya, maka Allah SWT menciptakan langit dengan segala isinya lebih dahulu, kemudian sesudah itu baru menciptakan bumi dengan segala isinya.

Setelah Allah selesai menciptakan langit dan bumi beserta segala isinya, maka Dia memerintahkan kepada keduanya, "Datanglah kamu berdua kepada Ku, baik dalam keadaan senang hati maupun terpaksa" Maka langit dan bumi itu menjawab: "Kami akan datang dengan tunduk dan patuh". Kemudian Allah bertitah kepada alam langit: "Perhatikanlah sinar mataharimu, cahaya bulanmu, cahaya gemerlapan dari bintang-bintang, hembuskanlah anginmu, edarkanlah awanmu, sehingga dapat menurunkan hujan". Dan Dia berkata pula kepada bumi: "Alirkanlah sungai-sungaimu, tumbuhkanlah tanaman-tanaman dan pohon-pohonanmu". Maka keduanya menjawab: "Kami penuhi segala perintah Mu dengan patuh dan taat".

Sebagian ahli tafsir menafsirkan "Datanglah kamu keduanya menurut perintah Ku dengan suka hati atau terpaksa" dengan "Jadilah kamu keduanya menurut Sunah Ku yang telah Aku tetapkan, jangan menyimpang sedikitpun dari ketentuan-Ku itu, ikutilah proses-proses kejadianmu sesuai dengan waktu yang telah ditentukan". Dengan perkataan lain dapat dikatakan bahwa Tuhan memerintahkan kepada langit dan bumi untuk meyempurnakan kejadiannya sesuai dengan ketetapan yang telah ditentukan, seperti bumi akan tercipta pada saatnya, demikian pula gunung-gunung, air, udara, binatang-binatang, manusia, tumbuh-tumbuhan dan tanam-tanaman. Semuanya akan terjadi pada waktu yang ditentukan Nya, tidak ada sesuatu pun yang menyimpang dari ketentuan Nya itu.

Dari ayat ini dapat dipahami bahwa kejadian langit dan bumi itu, mulai dari terjadinya sampai kepada bentuk yang ada sekarang melalui proses-proses tertentu, sesuai dengan Sunah Allah. Segala sesuatu yang ada di bumi dan di langit akan ada pada waktunya, dan akan hilang atau musnah pada waktunya pula, sesuai dengan keadaan langit dan bumi pada waktu itu. Seperti kehidupan akan ada di bumi setelah ada air dan sebagainya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Kemudian Dia menuju) bermaksud kepada (penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap) masih berbentuk asap yang membumbung tinggi (lalu Dia berfirman kepadanya dan kepada bumi, "Datanglah kamu keduanya) menurut perintah-Ku (dengan suka hati atau terpaksa") kedua lafal ini berkedudukan sama dengan Hal, yakni baik dalam keadaan senang hati atau terpaksa (keduanya menjawab, "Kami datang) beserta makhluk yang ada pada kami (dengan suka hati") di dalam ungkapan ini diprioritaskan Dhamir Mudzakkar lagi Aqil; atau khithab kepada keduanya disamakan dengan jamak.
««•»»
Then He turned to the heaven when it was smoke, [consisting of] rising vapours, and He said to it and to the earth, “Come both of you, to what I desire from you, willingly, or unwillingly!” (taw‘an aw karhan, their [syntactical] locus is that of a circumstantial qualifier, in other words, ‘[Come] being obedient or coerced’). They said, “We come, together with all those inhabiting us, willingly!” (tā’i‘īna mainly indicates masculine rational beings; it may also be that they are referred to in this way because they are being addressed thus).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 10][AYAT 12]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
11of54
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=41&tAyahNo=11&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#41:11

[041] Fushshilat Ayat 010

««•»»
Surah Fush shilat 10

وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاءً لِلسَّائِلِينَ
««•»»
waja'ala fiihaa rawaasiya min fawqihaa wabaaraka fiihaa waqaddara fiihaa aqwaatahaa fii arba'ati ayyaamin sawaa-an lilssaa-iliina
««•»»
Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.
««•»»
He set in it firm mountains [rising] above it, and blessed it and ordained therein its [various] means of sustenance in four days, alike for all the seekers [of the means of sustenance].
««•»»

Pada ayat ini diterangkan kebagusan penciptaan dan hukum-hukum yang berlaku pada bumi yang diciptakan Nya itu. Dia telah menjadikan gunung-gunung di permukaan bumi, ada yang tinggi ada yang sedang ada yang merupakan dataran tinggi saja, ada yang berapi dan ada pula gunung itu merupakan pasak atau paku bumi. Dengan adanya gunung, permukaan bumi menjadi indah, ada yang tinggi dan ada yang rendah. Tumbuh-tumbuhan pegunungan pun berbeda dengan tumbuh-tumbuhan yang ada di dataran rendah demikian pula binatang-binatangnya. Dengan adanya gunung-gunung, maka ada pula sungai-sungai yang mengalir dari dataran tinggi ke dataran rendah, dan akhirnya bermuara ke laut, seakan-akan gunung itu merupakan tempat penyimpanan air, yang terus menerus mengalir memenuhi keperluan manusia.

Jika di permukaan bumi ini tidak ada gunung-gunung yang menghijau, bukit-bukit yang berbaris, lembah dan jurang yang dialiri sungai-sungai, padang rumput dan padang pasir, tentulah keadaan bumi ini lain dari keadaan yang sekarang ini. Betapa hambarnya hidup di dunia seandainya bumi ini merupakan dataran yang datar terhampar saja, sesayup-sayup mata memandang, hanya terdapat dataran yang luas saja, tidak bervariasi, tidak ada tanaman dan binatang yang beraneka ragam.

Selanjutnya Allah SWT menerangkan bahwa Dia menciptakan bumi ini sebagai tempat yang penuh keberkatan bagi manusia, penuh dengan kebagusan dan keindahan, dilengkapi dengan segala macam yang diperlukan manusia untuk kelangsungan hidupnya dan keperluan makhluk-makhluk lain. Sejak dari udara yang dihisap setiap saat, makanan-makanan yang diperlukan, tempat-tempat yang sejuk dan nyaman, lautan yang luas dapat dilayari, barang tambang yang terpendam di dalam tanah dan banyak lagi nikmat yang lain yang disediakan Nya yang tidak terhitung macam dan jumlahnya.

Dia pula yang telah menentukan ukuran dan kadar segala sesuatu. Mengadakan makanan pengenyang yang sesuai dengan keadaan binatang atau manusia yang memerlukannya. Untuk manusia disediakan Nya padi, gandum dan sebagainya. Untuk binatang ternak disediakan Nya rumput dan sebagainya. Betapa banyak jumlah manusia, berapa banyak ikan di laut, burung yang beterbangan. binatang-binatang yang hidup di dalam rimba semuanya disediakan Allah rezeki dan keperluan hidupnya, sesuai dengan keadaan masing-masing.

Allah SWT menerangkan bahwa menciptakan bumi dan gunung-gunung yang ada padanya itu ialah dalam dua masa dan menciptakan keperluan-keperluan, makanan dan sebagainya itu dua masa pula. Semuanya dilakukan dalam empat masa. Dalam waktu empat masa itu terciptalah semuanya dan dasar-dasar dari segala sesuatu yang ada di alam ini, sesuai dengan masa dan keadaan dalam perkembangan selanjutnya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan Dia menjadikan) merupakan jumlah Istinaf, dan tidak boleh di`athafkan kepada Shilah Al-Ladzii karena ada pemisah yang bersifat Ajnabii yaitu ayat, Wataj`aluuna Lahuu Andaadan dan seterusnya (di bumi itu gunung-gunung) yang kokoh dan kuat (di atasnya dan Dia memberkahinya) dengan air yang banyak, dan tanam-tanaman serta pohon-pohon yang banyak pula (dan Dia menentukan) artinya, membagi-bagikan (padanya kadar makanan-makanannya) untuk manusia dan fauna (dalam) masa penjadian yang sempurna yaitu (empat hari) hal ini dijadikan-Nya pada hari Selasa dan Rabu (yang genap) dinashabkan karena menjadi Mashdar, maksudnya penciptaan itu selama empat hari genap; tidak bertambah dan tidak pula berkurang dari itu (bagi orang-orang yang bertanya) maksudnya, sebagai jawaban bagi orang-orang yang menanyakan tentang penciptaan bumi dan segala isinya.
««•»»
And He set (wa-ja‘ala, the beginning of a new [independent] sentence and cannot be a supplement to [the preceding] relative clause containing alladhī, ‘Who’, because of the intervening clause that is [syntactically] unrelated) therein firm mountains [rising] above it, and blessed it, with an abundance of water, crops and stock, and ordained, divided, therein its [various means of] sustenance, for human beings and beasts, in four, complete, days — in other words, the ‘setting therein [of mountains]’ together with what has been mentioned in addition [all] took place on Tuesday and Wednesday — evenly (sawā’an, in the accusative because it is a verbal noun) in other words, the four days were exactly four, neither less nor more, for [all] enquirers, about the creation of the earth and all that is in it.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 9][AYAT 11]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
10of54
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=41&tAyahNo=10&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#41:10

[041] Fushshilat Ayat 009

««•»»
Surah Fush shilat 9

قُلْ أَئِنَّكُمْ لَتَكْفُرُونَ بِالَّذِي خَلَقَ الْأَرْضَ فِي يَوْمَيْنِ وَتَجْعَلُونَ لَهُ أَنْدَادًا ذَلِكَ رَبُّ الْعَالَمِينَ
««•»»
qul a-innakum latakfuruuna bialladzii khalaqa al-ardha fii yawmayni wataj'aluuna lahu andaadan dzaalika rabbu al'aalamiina
««•»»
Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam".
««•»»
Say, ‘Do you really disbelieve in Him who created the earth in two days,[1] and ascribe partners to Him? That is the Lord of all the worlds!’
[1] That is, in two epochs of time.
««•»»

Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw agar mengatakan kepada orang-orang musyrik Mekah: "Kenapa kamu sekalian mengingkari Allah yang telah menciptakan bumi dalam dua hari. Kenapa kamu menyembah tuhan-tuhan yang lain di samping menyembah Allah?. Pada hal Allah Maha Suci dari segala sesuatu.

Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa yang dimaksud dengan menjadikan bumi dalam ayat ini ialah menciptakan wujudnya dan yang dimaksud dengan "hari" dalam ayat ini ialah waktu, karena hari dan malam belum ada di waktu langit dan bumi diadakan.

Pertanyaan yang disampaikan kepada orang-orang musyrik dalam ayat ini, bukanlah maksudnya untuk bertanya, tetapi untuk mencela perbuatan mereka menyembah berhala. Seakan-akan dikatakan kepada mereka: "Bukankah mereka telah mengetahui dengan pasti bahwa berhala-berhala yang meteka sembah itu terbuat dari batu yang tidak dapat berbuat sesuatupun, bahkan berhala itu mereka sendiri yang membuatnya, mengapa mereka sembah yang demikian itu. Jika mereka mau menghambakan diri, maka hambakanlah kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa dan yang menentukan segala sesuatu.

Tuhan yang berhak mereka sembah ialah Tuhan yang menciptakan. menguasai, mengatur, memelihara kelangsungan adanya dan yang menentukan akhir kesudahan semesta alam ini, bukan berhala yang mereka sembah itu.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Katakanlah, "Sesungguhnya patutkah kalian) kedua huruf Hamzah pada lafal A-innakum dapat dibaca Tahqiq dan dapat pula dibaca Tas-hil (kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua hari) yaitu hari Ahad dan hari Senin (dan kalian adakan sekutu-sekutu bagi-Nya") tandingan-tandingan bagi-Nya. (Yang bersifat demikian itulah Rabb) yakni pemilik (semesta alam) lafal Al-Aalamiina adalah bentuk jamak dari lafal Aalamun, maksudnya adalah segala sesuatu yang selain Allah. Kemudian dijamakkan mengingat jenisnya yang bermacam-macam, dan jamak di sini memakai Ya dan Nun karena memprioritaskan makhluk yang berakal.
««•»»
Say: ‘Do you [really] (read a-innakum, pronouncing both hamzas, or by not pronouncing the second one but inserting an alif between the two in both cases) disbelieve in Him Who created the earth in two days, Sunday and Monday, and ascribe to Him associates? That is the Lord, in other words, the Possesser, of [all] the Worlds (al-‘ālamīn, the plural of ‘ālam, which denotes everything apart from God. On account of the variety [of beings] that it subsumes, it has been expressed in the plural form ending with –īn, as a way of giving prevalence [in the address] to rational beings).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 8][AYAT 10]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
9of54
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=41&tAyahNo=9&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#41:9

[041] Fushshilat Ayat 008

««•»»
Surah Fush shilat 8

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ
««•»»
inna alladziina aamanuu wa'amiluu alshshaalihaati lahum ajrun ghayru mamnuunin
««•»»
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, mereka mendapat pahala yang tiada putus-putusnya".
««•»»
As for those who have faith and do righteous deeds, there will be an everlasting reward for them.
««•»»

Pada ayat ini diterangkan janji Allah SWT kepada orang-orang yang beriman.

Semua orang yang beriman kepada Allah dan Rasul Nya, mengerjakan perintah-perintah Allah dan menghentikan larangan-larangan Nya akan memperoleh balasan yang paling baik yang tidak putus-putusnya dari Allah. Itulah pembalasan yang paling baik, yaitu pembalasan yang diberikan kepada orang-orang yang beramal saleh.

Menurut As-Suddi ayat ini diturunkan berhubungan dengan orang yang sakit yang tidak dapat lagi diharapkan kesembuhannya, orang yang telah sangat tua, sehingga ia tidak dapat lagi beramal seperti ia beramal di waktu masih muda, tetapi mereka masih mempunyai semangat yang tinggi dan ingin beramal seperti yang pernah dilakukannya. Terhadap orang yang seperti ini Allah SWT memberikan pahala seperti pahala yang diberikan kepada orang yang sanggup mengerjakan amal itu.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh mereka mendapat pahala yang tiada putus-putusnya") tanpa henti-hentinya.
««•»»
Indeed those who believe and perform righteous deeds shall have an enduring reward’, [one that is] unceasing.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 7][AYAT 9]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
8of54
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=41&tAyahNo=8&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#41:8

[041] Fushshilat Ayat 007

««•»»
Surah Fush shilat 7

الَّذِينَ لَا يُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ بِالْآخِرَةِ هُمْ كَافِرُونَ
««•»»
alladziina laa yu/tuuna alzzakaata wahum bial-aakhirati hum kaafiruuna
««•»»
(yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kafir akan adanya (kehidupan) akhirat.
««•»»
—those who do not pay the zakāt and disbelieve in the Hereafter.
««•»»

Yang dimaksud dengan orang-orang yang =mempersekutukan Tuhan pada ayat di atas, ialah orang-orang yang tidak menunaikan zakat yang diwajibkan kepadanya dan orang-orang yang mengingkari adanya hari akhir.

Dalam ayat-ayat ini penyebutan "orang-orang yang tidak membayar zakat" digandengkan dengan .penyebutan "orang yang tidak percaya kepada hari akhirat". Harta adalah sesuatu yang paling dicintai manusia, karena dengan hari itu mereka merasa akan mendapat kenikmatan yang diinginkannya. Karena itu seakan-akan manusia berpendapat bahwa harta itu setingkat dengan jiwa mereka. Jika seseorang telah menafkahkan hartanya di jalan Allah, maka hal itu menunjukkan bahwa iman mereka telah kuat, mereka telah mengikhlaskan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa semata. Orang yang tidak mau mengeluarkan zakat tentulah orang yang tidak sempurna imannya.

Pada masa Abu Bakar timbul golongan yang tidak mau membayar zakat yang pernah diberikannya kepada Rasulullah. Maka Aba Bakar memerangi mereka. Padahal yang boleh diperangi itu adalah orang-orang yang bermaksud untuk meruntuhkan agama Allah. Karena itu wajarlah jika tidak mau mambayar zakat dapat disamakan hukumnya dengan tidak percaya kepada adanya hari akhirat.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Yaitu orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kepada kehidupan akhirat benar-benar mereka) Hum yang kedua ini mengandung makna mengukuhkan lafal Hum yang pertama (kafir.)
««•»»
who do not pay the alms and who are disbelievers in the Hereafter ([the repetition of] hum, ‘they’, is for emphasis).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 6][AYAT 8]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
7of54
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=41&tAyahNo=7&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#41:7

[041] Fushshilat Ayat 006

««•»»
Surah Fush shilat 6

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَاسْتَقِيمُوا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ وَوَيْلٌ لِلْمُشْرِكِينَ
««•»»
qul innamaa anaa basyarun mitslukum yuuhaa ilayya annamaa ilaahukum ilaahun waahidun faistaqiimuu ilayhi waistaghfiruuhu wawaylun lilmusyrikiina
««•»»
Katakanlah: "Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa, maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepadaNya dan mohonlah ampun kepadaNya. Dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-Nya.
««•»»
Say, ‘I am just a human being like you. It has been revealed to me that your God is the One God. So be steadfast toward Him and plead to Him for forgiveness.’ And woe to the polytheists
««•»»

Mendengar alasan-alasan yang dikemukakan orang-orang musyrik pada ayat-ayat yang lalu itu, maka Allah SWT memerintahkan kepada Rasulullah menjawab ucapan mereka itu dengan mengatakan: "Aku ini bukanlah malaikat, bukan jin atau orang yang mempunyai kekuatan gaib. Aku tidak lain hanyalah manusia biasa, seperti kamu juga. Kenapa kamu mengatakan bahwa antara aku dan kamu terdapat dinding yang tinggi dan tebal sehingga tidak memungkinkan aku berhubungan dengan kamu.

Seandainya aku bukan jenis manusia dan berbicara dengan bahasa yang bukan bahasa manusia, sehingga kamu tidak memahami bahasaku, maka hal itu tidaklah wajar. Tidak ada sesuatu pun perbedaan antara aku dan kamu. Aku adalah seorang Rasul yang diutus Tuhan untuk menyampaikan agama Nya kepadamu. Pokok ajaran agama itu ialah bahwa Tuhan yang berhak disembah adalah Tuhan Yang Maha Esa.

Karena itu aku diperintahkan agar menyampaikan kepadamu: "Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Nya, hendaklah kamu beribadat kepada Nya saja, murnikanlah ketundukan dan ketaatan hanya kepada Nya saja. Janganlah kamu mempersekutukan Nya dengan sesuatu pun. Mohonkanlah ampun kepada Nya terhadap dosa-dosa yang telah kamu kerjakan".

Pada akhir ayat ini Allah SWT menegaskan bahwa kerugian dan kesengsaraan yang besar akan dialami oleh orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. Mereka akan kekal di dalam neraka di akhirat nanti.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Katakanlah, "Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kalian, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kalian adalah Tuhan Yang Maha Esa, maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya) yakni dengan beriman dan taat kepada-Nya (dan mohonlah ampun kepada-Nya. Dan kecelakaan yang besarlah) lafal Al-Wail ini merupakan kalimat azab (bagi orang-orang yang musyrik.)
««•»»
Say: ‘I am only a human being like you. It has been revealed to me [simply] that your God is One God. So be upright [in your conduct] before Him, through faith and obedience, and seek forgiveness from Him. And woe (waylun is an expression implying ‘chastisement’) to the idolaters,
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 5][AYAT 7]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
6of54
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=41&tAyahNo=6&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#41:6

[041] Fushshilat Ayat 005

««•»»
Surah Fush shilat 5

وَقَالُوا قُلُوبُنَا فِي أَكِنَّةٍ مِمَّا تَدْعُونَا إِلَيْهِ وَفِي آذَانِنَا وَقْرٌ وَمِنْ بَيْنِنَا وَبَيْنِكَ حِجَابٌ فَاعْمَلْ إِنَّنَا عَامِلُونَ
««•»»
waqaaluu quluubunaa fii akinnatin mimmaa tad'uunaa ilayhi wafii aatsaaninaa waqrun wamin bayninaa wabaynika hijaabun fai'mal innanaa 'aamiluuna
««•»»
Mereka berkata: "Hati kami berada dalam tutupan (yang menutupi) apa yang kamu seru kami kepadanya dan telinga kami ada sumbatan dan antara kami dan kamu ada dinding, maka bekerjalah kamu; sesungguhnya kami bekerja (pula)."
««•»»
They say, ‘Our hearts are in veils [which shut them off] from what you invite us to, and there is a deafness in our ears, and there is a curtain between us and you. So act [as your faith requires]; we too are acting [according to our own].’
««•»»

Pada ayat ini disebutkan sebab orang-orang musyrik yang mengingkari dan mendustakan ayat-ayat Alquran. yaitu:

PERTAMA
Mereka menyatakan bahwa hati mereka telah tertutup, tidak dapat dimasuki oleh seruan kepada iman, seruan melaksanakan petunjuk-petunjuk Alquran dan seruan lain yang disampaikan Muhammad saw.

KE·DUA
Mereka menyatakan bahwa telinga-telinga mereka telah tersumbat sehingga tidak dapat mendengar seruan Muhammad dan ayat-ayat Alquran yang dibacakan kepadanya.

KE·TIGA
Mereka mengatakan bahwa antara mereka dan kaum Muslimin ada dinding pemisah yang menghalangi mereka menerima seruan itu.

Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa yang diterangkan ayat ini merupakan gambaran keadaan orang-orang musyrik yang jiwa dan hati mereka tidak dapat lagi memahami seruan Rasulullah saw dan mengikuti petunjuk Alquran. Hati mereka diserupakan dengan suatu benda yang terletak dalam suatu tempat yang tertutup, telinga mereka diserupakan dengan telinga orang pekak yang tidak dapat mendengar sesuatu pun, dan keadaan mereka diserupakan dengan orang yang berdiri di samping dinding tebal dan tinggi, sehingga mereka tidak mengetahui apa yang terjadi di balik dinding tembok itu.

Karena orang-orang musyrik telah demikian halnya, tidak berfaedah sedikitpun seruan itu kepada mereka, mereka disuruh melakukan segala yang mereka ingini, termasuk usaha tipu daya, menyiksa dan menyakiti orang-orang yang beriman, menjauhkan manusia dari Muhammad dan menghancurkan Islam dan kaum Muslimin, dan Allah pun akan menjaga kaum Muslimin dari tindakan mereka itu.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Mereka berkata) kepada Nabi saw., ("Hati kami berada dalam tutupan) tertutup dari (apa yang kamu seru kami kepadanya dan di telinga kami ada sumbatan) yakni penutup (dan di antara kami dan kamu ada dinding) pemisah dalam masalah agama (maka bekerjalah kamu) sesuai dengan tuntunan agamamu (sesungguhnya kami bekerja pula") sesuai dengan tuntunan agama kami.
««•»»
And they say, to the Prophet, ‘Our hearts are veiled, [they are] masked, from that to which you call us, and in our ears there is a deafness and between us and you there is a partition, a variance over religion, so act, according to your religion; indeed we shall be acting!’, according to our religion.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 4][AYAT 6]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
5of54
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=41&tAyahNo=5&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#41:5

[041] Fushshilat Ayat 004

««•»»
Surah Fush shilat 4

بَشِيرًا وَنَذِيرًا فَأَعْرَضَ أَكْثَرُهُمْ فَهُمْ لَا يَسْمَعُونَ
««•»»
basyiiran wanadziiran fa-a'radha aktsaruhum fahum laa yasma'uuna
««•»»
Yang membawa berita gembira dan yang membawa peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling, tidak mau mendengarkan.
««•»»
a bearer of good news and a warner. But most of them turn away [from it], [and] so they do not listen.
««•»»

Ayat ini menerangkan bahwa Alquran membawa berita gembira bagi orang-orang. yang mengamalkan petunjuk dan membawa berita yang menakutkan hati orang-orang yang mengingkarinya. Orang yang mengikuti petunjuknya akan memperoleh kenikmatan hidup di dunia dan di akhirat mereka akan dimaksudkan ke dalam surga yang penuh kenikmatan. Sedang orang yang mengingkarinya dan mendustakan ayat-ayatnya akan memperoleh kesengsaraan yang tidak terhingga di akhirat nanti.

Sekalipun demikian tujuan dari isi Alquran, namun orang-orang musyrik tidak mengacuhkannya, bahkan mereka menyombongkan diri, tidak mau mendengarkannya, apalagi mengikuti petunjuk-petunjuknya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Yang membawa berita gembira) menjadi sifat dari lafal Qur-aanan (dan yang membawa peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling darinya maka mereka tidak mau mendengarkan) dengan pendengaran yang terdorong oleh perasaan mau menerima apa yang didengarnya.
««•»»
[containing] good tidings (bashīran is an adjective describing qur’ānan, ‘a Qur’ān’) and a warning. But most of them turn away so that they do not hear, in a way so as to accept [its message].
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 3][AYAT 5]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
4of54
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=41&tAyahNo=4&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#41:4