Rabu, 22 April 2015

[041] Fushshilat Ayat 010

««•»»
Surah Fush shilat 10

وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاءً لِلسَّائِلِينَ
««•»»
waja'ala fiihaa rawaasiya min fawqihaa wabaaraka fiihaa waqaddara fiihaa aqwaatahaa fii arba'ati ayyaamin sawaa-an lilssaa-iliina
««•»»
Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.
««•»»
He set in it firm mountains [rising] above it, and blessed it and ordained therein its [various] means of sustenance in four days, alike for all the seekers [of the means of sustenance].
««•»»

Pada ayat ini diterangkan kebagusan penciptaan dan hukum-hukum yang berlaku pada bumi yang diciptakan Nya itu. Dia telah menjadikan gunung-gunung di permukaan bumi, ada yang tinggi ada yang sedang ada yang merupakan dataran tinggi saja, ada yang berapi dan ada pula gunung itu merupakan pasak atau paku bumi. Dengan adanya gunung, permukaan bumi menjadi indah, ada yang tinggi dan ada yang rendah. Tumbuh-tumbuhan pegunungan pun berbeda dengan tumbuh-tumbuhan yang ada di dataran rendah demikian pula binatang-binatangnya. Dengan adanya gunung-gunung, maka ada pula sungai-sungai yang mengalir dari dataran tinggi ke dataran rendah, dan akhirnya bermuara ke laut, seakan-akan gunung itu merupakan tempat penyimpanan air, yang terus menerus mengalir memenuhi keperluan manusia.

Jika di permukaan bumi ini tidak ada gunung-gunung yang menghijau, bukit-bukit yang berbaris, lembah dan jurang yang dialiri sungai-sungai, padang rumput dan padang pasir, tentulah keadaan bumi ini lain dari keadaan yang sekarang ini. Betapa hambarnya hidup di dunia seandainya bumi ini merupakan dataran yang datar terhampar saja, sesayup-sayup mata memandang, hanya terdapat dataran yang luas saja, tidak bervariasi, tidak ada tanaman dan binatang yang beraneka ragam.

Selanjutnya Allah SWT menerangkan bahwa Dia menciptakan bumi ini sebagai tempat yang penuh keberkatan bagi manusia, penuh dengan kebagusan dan keindahan, dilengkapi dengan segala macam yang diperlukan manusia untuk kelangsungan hidupnya dan keperluan makhluk-makhluk lain. Sejak dari udara yang dihisap setiap saat, makanan-makanan yang diperlukan, tempat-tempat yang sejuk dan nyaman, lautan yang luas dapat dilayari, barang tambang yang terpendam di dalam tanah dan banyak lagi nikmat yang lain yang disediakan Nya yang tidak terhitung macam dan jumlahnya.

Dia pula yang telah menentukan ukuran dan kadar segala sesuatu. Mengadakan makanan pengenyang yang sesuai dengan keadaan binatang atau manusia yang memerlukannya. Untuk manusia disediakan Nya padi, gandum dan sebagainya. Untuk binatang ternak disediakan Nya rumput dan sebagainya. Betapa banyak jumlah manusia, berapa banyak ikan di laut, burung yang beterbangan. binatang-binatang yang hidup di dalam rimba semuanya disediakan Allah rezeki dan keperluan hidupnya, sesuai dengan keadaan masing-masing.

Allah SWT menerangkan bahwa menciptakan bumi dan gunung-gunung yang ada padanya itu ialah dalam dua masa dan menciptakan keperluan-keperluan, makanan dan sebagainya itu dua masa pula. Semuanya dilakukan dalam empat masa. Dalam waktu empat masa itu terciptalah semuanya dan dasar-dasar dari segala sesuatu yang ada di alam ini, sesuai dengan masa dan keadaan dalam perkembangan selanjutnya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan Dia menjadikan) merupakan jumlah Istinaf, dan tidak boleh di`athafkan kepada Shilah Al-Ladzii karena ada pemisah yang bersifat Ajnabii yaitu ayat, Wataj`aluuna Lahuu Andaadan dan seterusnya (di bumi itu gunung-gunung) yang kokoh dan kuat (di atasnya dan Dia memberkahinya) dengan air yang banyak, dan tanam-tanaman serta pohon-pohon yang banyak pula (dan Dia menentukan) artinya, membagi-bagikan (padanya kadar makanan-makanannya) untuk manusia dan fauna (dalam) masa penjadian yang sempurna yaitu (empat hari) hal ini dijadikan-Nya pada hari Selasa dan Rabu (yang genap) dinashabkan karena menjadi Mashdar, maksudnya penciptaan itu selama empat hari genap; tidak bertambah dan tidak pula berkurang dari itu (bagi orang-orang yang bertanya) maksudnya, sebagai jawaban bagi orang-orang yang menanyakan tentang penciptaan bumi dan segala isinya.
««•»»
And He set (wa-ja‘ala, the beginning of a new [independent] sentence and cannot be a supplement to [the preceding] relative clause containing alladhī, ‘Who’, because of the intervening clause that is [syntactically] unrelated) therein firm mountains [rising] above it, and blessed it, with an abundance of water, crops and stock, and ordained, divided, therein its [various means of] sustenance, for human beings and beasts, in four, complete, days — in other words, the ‘setting therein [of mountains]’ together with what has been mentioned in addition [all] took place on Tuesday and Wednesday — evenly (sawā’an, in the accusative because it is a verbal noun) in other words, the four days were exactly four, neither less nor more, for [all] enquirers, about the creation of the earth and all that is in it.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 9][AYAT 11]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
10of54
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=41&tAyahNo=10&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#41:10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar