
ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ ائْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ
««•»»
tsumma istawaa ilaa alssamaa-i wahiya dukhaanun faqaala lahaa walil-ardhi i/tiyaa thaw'an aw karhan qaalataa ataynaa thaa-i'iina
««•»»
Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".
««•»»
Then He turned to the heaven, and it was smoke, and He said to it and to the earth, ‘Come! Willingly or unwillingly!’ They said, ‘We come heartily.’
««•»»
Setelah penciptaan bumi pada ayat yang lalu, maka pada ayat ini Allah SWT menerangkan keadaan langit. Setelah Allah menciptakan bumi Dia menuju ke langit, waktu itu langit berupa asap.
Bagaimana keadaan asap itu dan bagaimana hakikatnya, hanya Allah sajalah yang mengetahui Nya, sekalipun ada yang mencoba menerangkan keadaan asap yang dimaksud, baik yang dikemukakan oleh pendeta-pendeta Yahudi, maupun oleh para ahli yang telah mencoba menyelidikinya, namun belum ada keterangan yang pasti yang menerangkan keadaan dan hakikat asap itu.
Dalam ayat ini, seolah-olah Allah menerangkan bahwa bumi lebih dahulu diciptakan Nya dari langit, barulah Dia menciptakan langit dengan segala isinya, termasuk di dalamnya matahari, bulan dan bintang-bintang yang lain. Tentang pada ayat yang lain diterangkan bahwa Allah menciptakan langit lebih dahulu dari menciptakan bumi. Karena itu ada sebagian mufassir yang mencoba mengkompromikan kedua ayat ini. Menurut mereka bahwa dalam merencanakan, maka Allah SWT lebih dahulu merencanakan bumi dengan segala isinya. Tetapi dalam pelaksanaanya, maka Allah SWT menciptakan langit dengan segala isinya lebih dahulu, kemudian sesudah itu baru menciptakan bumi dengan segala isinya.
Setelah Allah selesai menciptakan langit dan bumi beserta segala isinya, maka Dia memerintahkan kepada keduanya, "Datanglah kamu berdua kepada Ku, baik dalam keadaan senang hati maupun terpaksa" Maka langit dan bumi itu menjawab: "Kami akan datang dengan tunduk dan patuh". Kemudian Allah bertitah kepada alam langit: "Perhatikanlah sinar mataharimu, cahaya bulanmu, cahaya gemerlapan dari bintang-bintang, hembuskanlah anginmu, edarkanlah awanmu, sehingga dapat menurunkan hujan". Dan Dia berkata pula kepada bumi: "Alirkanlah sungai-sungaimu, tumbuhkanlah tanaman-tanaman dan pohon-pohonanmu". Maka keduanya menjawab: "Kami penuhi segala perintah Mu dengan patuh dan taat".
Sebagian ahli tafsir menafsirkan "Datanglah kamu keduanya menurut perintah Ku dengan suka hati atau terpaksa" dengan "Jadilah kamu keduanya menurut Sunah Ku yang telah Aku tetapkan, jangan menyimpang sedikitpun dari ketentuan-Ku itu, ikutilah proses-proses kejadianmu sesuai dengan waktu yang telah ditentukan". Dengan perkataan lain dapat dikatakan bahwa Tuhan memerintahkan kepada langit dan bumi untuk meyempurnakan kejadiannya sesuai dengan ketetapan yang telah ditentukan, seperti bumi akan tercipta pada saatnya, demikian pula gunung-gunung, air, udara, binatang-binatang, manusia, tumbuh-tumbuhan dan tanam-tanaman. Semuanya akan terjadi pada waktu yang ditentukan Nya, tidak ada sesuatu pun yang menyimpang dari ketentuan Nya itu.
Dari ayat ini dapat dipahami bahwa kejadian langit dan bumi itu, mulai dari terjadinya sampai kepada bentuk yang ada sekarang melalui proses-proses tertentu, sesuai dengan Sunah Allah. Segala sesuatu yang ada di bumi dan di langit akan ada pada waktunya, dan akan hilang atau musnah pada waktunya pula, sesuai dengan keadaan langit dan bumi pada waktu itu. Seperti kehidupan akan ada di bumi setelah ada air dan sebagainya.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
(Kemudian Dia menuju) bermaksud kepada (penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap) masih berbentuk asap yang membumbung tinggi (lalu Dia berfirman kepadanya dan kepada bumi, "Datanglah kamu keduanya) menurut perintah-Ku (dengan suka hati atau terpaksa") kedua lafal ini berkedudukan sama dengan Hal, yakni baik dalam keadaan senang hati atau terpaksa (keduanya menjawab, "Kami datang) beserta makhluk yang ada pada kami (dengan suka hati") di dalam ungkapan ini diprioritaskan Dhamir Mudzakkar lagi Aqil; atau khithab kepada keduanya disamakan dengan jamak.
««•»»
Then He turned to the heaven when it was smoke, [consisting of] rising vapours, and He said to it and to the earth, “Come both of you, to what I desire from you, willingly, or unwillingly!” (taw‘an aw karhan, their [syntactical] locus is that of a circumstantial qualifier, in other words, ‘[Come] being obedient or coerced’). They said, “We come, together with all those inhabiting us, willingly!” (tā’i‘īna mainly indicates masculine rational beings; it may also be that they are referred to in this way because they are being addressed thus).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 10]•[AYAT 12]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
11of54
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=41&tAyahNo=11&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#41:11
Then He turned to the heaven when it was smoke, [consisting of] rising vapours, and He said to it and to the earth, “Come both of you, to what I desire from you, willingly, or unwillingly!” (taw‘an aw karhan, their [syntactical] locus is that of a circumstantial qualifier, in other words, ‘[Come] being obedient or coerced’). They said, “We come, together with all those inhabiting us, willingly!” (tā’i‘īna mainly indicates masculine rational beings; it may also be that they are referred to in this way because they are being addressed thus).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 10]•[AYAT 12]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
11of54
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=41&tAyahNo=11&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#41:11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar