Selasa, 11 Agustus 2015

[041] Fushshilat Ayat 018

««•»»
[041] Fushshilat Ayat 018
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 17][AYAT 19]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
18of54
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=41&tAyahNo=18&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#41:18

[041] Fushshilat Ayat 017

««•»»
Surah Fush shilat 17

وَأَمَّا ثَمُودُ فَهَدَيْنَاهُمْ فَاسْتَحَبُّوا الْعَمَى عَلَى الْهُدَى فَأَخَذَتْهُمْ صَاعِقَةُ الْعَذَابِ الْهُونِ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
««•»»
wa-ammaa tsamuudu fahadaynaahum faistahabbuu al'amaa 'alaa alhudaa fa-akhadzat-hum shaa'iqatu al'adzaabi alhuuni bimaa kaanuu yaksibuuna
««•»»
Dan adapun kaum Tsamud, maka mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) daripada petunjuk, maka mereka disambar petir azab yang menghinakan disebabkan apa yang telah mereka kerjakan.
««•»»
As for [the people of] Thamūd, We guided them, but they preferred blindness to guidance. So the bolt of a humiliating punishment seized them because of what they used to earn.
««•»»

Kepada kaum Samud, saudara dari kaum Ad Allah SWT telah menyampaikan agama Nya dengan perantaraan Nabi Saleh as. Allah SWT telah menunjukkan kepada mereka jalan keselamatan dan jalan yang lurus, dengan memperlihatkan tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah yang ada di cakrawala luas ini dan mengajarkan kepada mereka hukum-hukum yang dapat membahagiakan mereka hidup di dunia dan di akhirat, tetapi mereka mengutamakan kekafiran dari keimanan yang berarti pula mereka lebih mengutamakan kehinaan dan kesengsaraan dari pada kemuliaan dan kebahagiaan. Karena sikap dan perbuatan mereka itu, maka Allah SWT menurunkan kepada mereka azab yang berupa suara keras yang mengguntur dari langit.

Pada ayat yang lain Allah SWT menerangkan azab yang ditimpakan kepada mereka.

Allah SWT berfirman:
وأخذ الذين ظلموا الصيحة فأصبحوا في ديارهم جاثمين كأن لم يغنوا فيها ألا إن ثمود كفروا ربهم ألا بعدا لثمود
Dan satu suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di rumahnya, seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, sesungguhnya kaum Samud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum Samud".
(QS. Huud [11]:67-68)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Adapun Kaum Tsamud maka mereka telah Kami beri petunjuk) yaitu Kami telah menjelaskan kepada mereka jalan petunjuk (tetapi mereka lebih menyukai buta) artinya, lebih memilih kafir (daripada petunjuk itu, maka mereka disambar petir azab yang menghinakan) mereka dihinakan oleh azab berupa petir (disebabkan apa yang telah mereka kerjakan.)
««•»»
And as for Thamūd, We offered them guidance, We pointed out to them the path of guidance, but they preferred blindness, they chose disbelief [as opposed], to guidance. So the thunderbolt of the humiliating chastisement seized them on account of what they used to earn.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 16][AYAT 18]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
17of54
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=41&tAyahNo=17&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#41:17

[041] Fushshilat Ayat 016

««•»»
Surah Fush shilat 16

فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا صَرْصَرًا فِي أَيَّامٍ نَحِسَاتٍ لِنُذِيقَهُمْ عَذَابَ الْخِزْيِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلَعَذَابُ الْآخِرَةِ أَخْزَى وَهُمْ لَا يُنْصَرُونَ
««•»»
fa-arsalnaa 'alayhim riihan sharsharan fii ayyaamin nahisaatin linudziiqahum 'adzaaba alkhizyi fii alhayaati alddunyaa wala'adzaabu al-aakhirati akhzaa wahum laa yunsharuuna
««•»»
Maka Kami meniupkan angin yang amat gemuruh kepada mereka dalam beberapa hari yang sial, karena Kami hendak merasakan kepada mereka itu siksaan yang menghinakan dalam kehidupan dunia. Dan Sesungguhnya siksa akhirat lebih menghinakan sedang mereka tidak diberi pertolongan.
««•»»
so We unleashed upon them an icy gale during ill-fated days, that We might make them taste the punishment of disgrace in the life of the world. Yet the punishment of the Hereafter is surely more disgraceful, and they will not be helped.
««•»»

Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bentuk azab yang ditimpakan kepada kaum Ad itu. Dia menghembuskan angin kencang yang sangat dingin kepada mereka dengan suara gemuruh yang memusnahkan mereka. Angin kencang yang sangat dingin itu terus menerus melanda mereka dalam tujuh malam dan delapan hari, yang merupakan hari yang sial bagi mereka,

sebagaimana diterangkan dalam firman Allah SWT:
وَأَمَّا عَادٌ فَأُهْلِكُوا بِرِيحٍ صَرْصَرٍ عَاتِيَةٍ سَخَّرَهَا عَلَيْهِمْ سَبْعَ لَيَالٍ وَثَمَانِيَةَ أَيَّامٍ حُسُومًا فَتَرَى الْقَوْمَ فِيهَا صَرْعَى كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍ
Adapun kaum Ad, maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang Sangat dingin lagi amat kencang yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kaum Ad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul-tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk).
(QS. Al Haqqah [69]:6-7)

Kemudian diterangkan tujuan Allah SWT menimpakan azab yang dahsyat itu kepada kaum Ad, yaitu untuk merasakan kepada mereka akibat menyombongkan diri dan takabur yang mereka lakukan terhadap Allah dan para Rasul yang diutus kepada mereka, yaitu berupa kehinaan, kerendahan dan malapetaka yang menimpa mereka dalam kehidupan duniawi. Sedang azab akhirat lebih dahsyat dan sangat menghinakan mereka, dan mereka tidak akan memperoleh seorang penolong pun yang dapat membebaskan mereka dari azab itu.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Maka Kami meniupkan angin yang amat gemuruh kepada mereka) yakni angin dingin yang sangat keras suaranya, tetapi tanpa hujan (dalam beberapa hari yang sial) dapat dibaca Nahisaatin atau Nahsaatin, artinya hari-hari yang penuh dengan kesialan bagi mereka (karena Kami hendak merasakan kepada mereka itu siksaan yang menghinakan) azab yang menghinakan (dalam kehidupan dunia. Dan sesungguhnya siksaan akhirat lebih menghinakan) lebih keras penghinaannya (sedangkan mereka tidak diberi pertolongan) yang dapat mencegah azab dari diri mereka.
««•»»
So We unleashed upon them a raging wind, cold and violent, but without rain, during [some] ill-fated days (read nahisātin, or nahsātin), [days that were] calamitous for them, that We might make them taste the chastisement of disgrace, humiliation, in the life of this world; yet the chastisement of the Hereafter is indeed more disgraceful, more severe, and they will not be helped, to have it warded off from them.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 15][AYAT 17]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
16of54
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=41&tAyahNo=16&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#41:16

Jumat, 26 Juni 2015

[041] Fushshilat Ayat 015

««•»»
Surah Fush shilat 15

فَأَمَّا عَادٌ فَاسْتَكْبَرُوا فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَقَالُوا مَنْ أَشَدُّ مِنَّا قُوَّةً أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّ اللَّهَ الَّذِي خَلَقَهُمْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُمْ قُوَّةً وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يَجْحَدُونَ
««•»»
fa-ammaa 'aadun faistakbaruu fii al-ardhi bighayri alhaqqi waqaaluu man asyaddu minnaa quwwatan awa lam yaraw anna allaaha alladzii khalaqahum huwa asyaddu minhum quwwatan wakaanuu bi-aayaatinaa yajhaduuna
««•»»
Adapun kaum 'Aad maka mereka menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar dan berkata: "Siapakah yang lebih besar kekuatannya dari kami?" Dan apakah mereka itu tidak memperhatikan bahwa Allah Yang menciptakan mereka adalah lebih besar kekuatan-Nya daripada mereka? Dan adalah mereka mengingkari tanda-tanda (kekuatan) Kami.
««•»»
As for [the people of] ʿĀd, they acted arrogantly in the earth unduly, and they said, ‘Who is more powerful than us?’ Did they not see that Allah, who created them, is more powerful than them? They used to impugn Our signs;
««•»»

Pada ayat ini Allah SWT menerangkan keadaan kaum Ad yang telah ditimpa azab Allah dan sikapnya terhadap seruan Rasul yang diutus kepadanya. Diterangkan bahwa kaum Ad itu menyombongkan diri. merasa diri mereka tidak ada yang menandingi, semua tunduk kepadanya, karena itu mereka durhaka kepada Tuhan yang telah menciptakan dan memberikan karunia kepada mereka, dan tidak menerima seruan Rasul Allah yang diutus kepada mereka. Mereka berkata: "Siapakah yang lebih kuat dan sanggup menandingi kami?"

Allah SWT mengancam dan memperingatkan mereka dengan mengatakan: "Apakah mereka telah memikirkan betul-betul yang mereka ucapkan itu, apakah mereka tidak mengetahui siapa yang mereka tentang itu ? Yang mereka tentang itu adalah Allah Yang Maha Kuasa, yang menciptakan segala sesuatu termasuk diri mereka sendiri, Yang Maha Perkasa, yang lebih kuat dari mereka. Jika Dia menghendaki, maka Dia dapat menimpakan bencana apapun terhadap mereka dan mereka sedikitpun tidak dapat menghindarkan diri dari bencana itu.

Mereka sebenarnya telah mengetahui dan meyakini bukti-bukti kebesaran dan kekuasaan Kami, yang disampaikan oleh para Rasul yang diutus kepada mereka, akan tetapi mereka mengingkarinya dan mendurhakai para Rasul itu.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Adapun kaum Ad maka mereka menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar dan berkata) ketika mereka diperingatkan dengan azab, ("Siapakah yang lebih besar kekuatannya dari kami?") maksudnya, tiada seorang pun yang lebih kuat dari kami. Menurut suatu riwayat disebutkan, bahwa seseorang dari mereka mampu mengangkat batu yang sangat besar dari sebuah gunung, kemudian ia mengolahnya sesuai dengan apa yang dia kehendaki. (Dan apakah mereka tidak memperhatikan) apakah mereka tidak mengetahui (bahwa Allah Yang menciptakan mereka adalah lebih besar kekuatan-Nya dari mereka? Dan bahwasanya mereka terhadap tanda-tanda Kami) yakni mukjizat-mukjizat Kami (adalah orang-orang yang ingkar.)
««•»»
As for ‘Ād, they acted arrogantly in the earth without right, and they said, upon their being threatened with the chastisement, ‘Who is more powerful than us in might?’, in other words, [they believed] no one [to be so] — a single man among them could pull out a huge rock from a mountainside and [have the strength to] place it wherever he wished. Did they not see, [did they not] realise, that God, He Who created them, was more powerful than them in might? And they used to deny Our signs, the miracles [We sent down].
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 14][AYAT 16]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
15of54
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=41&tAyahNo=15&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#41:15

[041] Fushshilat Ayat 014

««•»»
Surah Fush shilat 14

إِذ جاءَتهُمُ الرُّسُلُ مِن بَينِ أَيديهِم وَمِن خَلفِهِم أَلّا تَعبُدوا إِلَّا اللَّهَ ۖ قالوا لَو شاءَ رَبُّنا لَأَنزَلَ مَلائِكَةً فَإِنّا بِما أُرسِلتُم بِهِ كافِرونَ
««•»»
idz jaa-at-humu alrrusulu min bayni aydiihim wamin khalfihim allaa ta'buduu illaa allaaha qaaluu law syaa-a rabbunaa la-anzala malaa-ikatan fa-innaa bimaa ursiltum bihi kaafiruuna
««•»»
Ketika para rasul datang kepada mereka dari depan dan belakang mereka {1332} (dengan menyerukan): "Janganlah kamu menyembah selain Allah". Mereka menjawab: "Kalau Tuhan kami menghendaki tentu Dia akan menurunkan malaikat-malaikat-Nya, maka sesungguhnya kami kafir kepada wahyu yang kamu diutus membawanya".
{1332} Maksudnya: dari segala penjuru.
««•»»
When the apostles came to them, before them and in their own time,[1] saying, ‘Worship no one except Allah!’ They said, ‘Had our Lord wished, He would certainly have sent down angels [to us]. We indeed disbelieve in what you have been sent with.’
[1] That is, during the times of their forefathers and in their own time. Or ‘from their front and behind,’ that is, from all sides.
««•»»

Ayat ini menerangkan perintah Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw, agar menyeru kepada orang-orang kafir agar beriman kepada Allah SWT yang telah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada pada keduanya Jika mereka tidak menerima ajakan itu dan berpaling, katakanlah kepada mereka: "Aku peringatkan kepada kamu sekalian akan azab yang akan ditimpakan Allah SWT kepada setiap orang yang ingkar kepada-Nya. Di antara azab yang pernah ditimpakan kepada orang-orang yang ingkar ialah suara keras yang mengguntur dari langit yang memusnahkan semua yang dikenalnya, seperti yang pernah ditimpakan kepada kaum Ad, kaum Samud, penduduk Aikah dan sebagainya. Malapetaka itu menimpa mereka karena mereka mengingkari seruan Rasul yang diutus kepada mereka dan mengabaikan peringatan para Rasul itu. Jika kamu sekalian hai orang-orang musyrik ingin tidak ditimpa malapetaka seperti yang demikian itu, ikutilah seruanku, sembahlah Allah SWT saja Tuhan Yang Maha Esa, jangan sekali-kali kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun".

Seruan Rasulullah saw itu ditanggapi orang-orang musyrik dengan sikap angkuh dan sombong. Mereka mengingkarinya dengan mengatakan: "Sekiranya Allah SWT hendak mengutus para Rasul kepada manusia, tentulah Dia tidak akan mengutus manusia seperti kamu hai Muhammad, tetapi Dia akan mengutus orang-orang yang mempunyai kelebihan dari manusia biasa, mempunyai kekuatan gaib, sanggup mengabulkan dengan langsung segala yang diminta orang-orang yang diserunya, seperti malaikat, jin dan sebagainya. Rasul yang diangkat dari manusia biasa tidak akan memperkenankan permintaan orang-orang yang diserunya. Karena Rasul itu tidak mempunyai kelebihan sesuatupun dari mereka. Dalam pada itu Allah SWT belum berkehendak mengutus Rasul itu. Itulah sebabnya kami mengingkari kerasulanmu hai Muhammad". Mustahil Allah SWT mengangkat Rasul, jika Dia sendiri belum berkehendak untuk mengangkatnya.

Diriwayatkan oleh Baihaqy dalam kitab "Ad Dalail" dan Ibnu Asakir dari Jabir bin Abdillah ia berkata: "Berkata Abu Jahal dan para pemimpin kaum Quraisy: "Sesungguhnya kurang jelas bagi kita apa yang disampaikan oleh Muhammad itu, jika kamu menemukan seseorang ahli sihir, tenung dan syair, maka hendaklah ia berbicara dengannya, kemudian datang kepada kita untuk menerangkan maksud yang disampaikan Muhammad itu. Maka berkata Utbah bin Rabi'ah: "Demi Allah, aku benar-benar telah mendengar sihir, tenung dan syair, dan aku benar-benar memahami rumpun engkau hai Muhammad adalah orang yang paling baik dalam rumpun keluarga Abdul Mutalib?". Muhammad tidak menjawabnya. Utbah berkata: "Kenapa engkau mencela tuhan-tuhan kami dan menganggap kami sesat ? Jika engkau menghendaki wanita, pilihlah olehmu sepuluh wanita yang paling cantik yang kamu kehendaki dalam suku Quraisy ini, jika engkau menghendaki harta kami kumpulkan harta itu menurut yang kamu perlukan".

Setelah Rasulullah mendengar ucapan Utbah itu, beliau membaca surat Fussilat ini sejak permulaan ayat sampai kepada ayat ini, yang menerangkan malapetaka yang pemah ditimpakan kepada kaum Ad dan Samud. Mendengar ayat yang dibacakan Rasulullah saw itu, Utbah bungkem dalam seribu bahasa, lalu kembali pulang ke rumahnya, tidak langsung kepada kaumnya. Tatkala kaumnya melihat Utbab demikian, kaumnya mengatakan bahwa Utbah telah kena sihir Muhammad pula. Lalu mereka mencari Utbah dan berkata kepadanya: "Ya Utbah, engkau tidak datang kepada kami itu adalah karena engkau telah kena sihir pula". Maka Utbah marah dan bersumpah tidak akan berbicara lagi dengan Muhammad, kemudian ia berkata: "Demi Allah, aku benar-benar telah berbicara dengannya, lalu ia menjawab dengan satu jawaban yang menurut pendapatku jawaban itu bukan syair, bukan sihir dan bukan pula tenung, dan tatkala ia sampai kepada ucapan: Petir yang seperti menimpa kaum Ad dan Samud, aku pun bungkem dalam seribu bahasa.

Aku benar-benar mengetahui bahwa Muhammad itu, apabila ia mengatakan sesuatu, ia tidak berdusta, dan takutlah kepada azab yang akan menimpa itu".

Sebagaimana diketahui bahwa Utbah termasuk pemuka Quraisy dan termasuk orang yang berpengetahuan luas di antara mereka, di samping seorang sastrawan ia juga mengetahui seluk-beluk sihir dan tenung yang dipercayai orang pada waktu itu. Kebungkeman Utbah itu menunjukkan bahwa hatinya telah beriman kepada Rasulullah, tetapi karena pengaruh nafsu dan kedudukan, maka ia mengingkari suara hatinya. Demikian pula halnya dengan kebanyakan orang-orang musyrik. Hatinya telah beriman dan ia telah takut kepada azab yang akan ditimpakan kepadanya seandainya ia tidak beriman, ia tetap tidak beriman. karena khawatir akan dipencilkan oleh kaumnya. Karena itu mereka mencari-cari alasan untuk menutupi hati mereka itu, dengan mengatakan bahwa mustahil Allah SWT mengangkat seorang Rasul itu dari manusia biasa, jika Dia mengangkat Rasul tentulah Rasul itu seorang malaikat.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Ketika rasul-rasul datang kepada mereka dari depan dan dari belakang mereka) rasul-rasul itu datang kepada mereka dari arah depan dan dari arah belakang, akan tetapi mereka tetap ingkar dan kafir, sebagaimana yang akan dijelaskan nanti. Dan pengertian pembinasaan ini hanya berlaku pada zamannya saja ("Janganlah kalian menyembah selain Allah. Mereka menjawab, `Kalau Rabb kami menghendaki tentu Dia menurunkan) kepada kami (malaikat-malaikat-Nya, maka sesungguhnya kami kepada wahyu yang kalian diutus membawanya) sesuai dengan sangkaan kalian itu (adalah orang-orang yang kafir.`")
««•»»
When the messengers came to them from in front of them and from behind them, that is, coming to them [to warn them] and leaving them behind [as they departed], but they disbelieved, as will be stated shortly — the destruction [of them meant] would only take place in his time — saying, ‘Worship none but God’, they said, ‘Had our Lord willed, He would have surely sent down, to us, angels; therefore we indeed disbelieve in what you, according to your claim, have been sent with!’
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 13][AYAT 15]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
14of54
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=41&tAyahNo=14&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#41:14

Kamis, 21 Mei 2015

[041] Fushshilat Ayat 013

««•»»
Surah Fush shilat 13

فَإِن أَعرَضوا فَقُل أَنذَرتُكُم صاعِقَةً مِثلَ صاعِقَةِ عادٍ وَثَمودَ
««•»»
fa-in a'radhuu fuqul andzartukum shaa'iqatan mitsla shaa'iqati 'aadin watsamuuda
««•»»
Jika mereka berpaling maka katakanlah: "Aku telah memperingatkan kamu dengan petir, seperti petir yang menimpa kaum 'Aad dan Tsamud".
««•»»
But if they turn away, say, ‘I warn you of a thunderbolt, like the thunderbolt of ʿĀd and Thamūd.’
««•»»

Ayat ini menerangkan perintah Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw, agar menyeru kepada orang-orang kafir agar beriman kepada Allah SWT yang telah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada pada keduanya Jika mereka tidak menerima ajakan itu dan berpaling, katakanlah kepada mereka: "Aku peringatkan kepada kamu sekalian akan azab yang akan ditimpakan Allah SWT kepada setiap orang yang ingkar kepada-Nya. Di antara azab yang pernah ditimpakan kepada orang-orang yang ingkar ialah suara keras yang mengguntur dari langit yang memusnahkan semua yang dikenalnya, seperti yang pernah ditimpakan kepada kaum Ad, kaum Samud, penduduk Aikah dan sebagainya. Malapetaka itu menimpa mereka karena mereka mengingkari seruan Rasul yang diutus kepada mereka dan mengabaikan peringatan para Rasul itu. Jika kamu sekalian hai orang-orang musyrik ingin tidak ditimpa malapetaka seperti yang demikian itu, ikutilah seruanku, sembahlah Allah SWT saja Tuhan Yang Maha Esa, jangan sekali-kali kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun".

Seruan Rasulullah saw itu ditanggapi orang-orang musyrik dengan sikap angkuh dan sombong. Mereka mengingkarinya dengan mengatakan: "Sekiranya Allah SWT hendak mengutus para Rasul kepada manusia, tentulah Dia tidak akan mengutus manusia seperti kamu hai Muhammad, tetapi Dia akan mengutus orang-orang yang mempunyai kelebihan dari manusia biasa, mempunyai kekuatan gaib, sanggup mengabulkan dengan langsung segala yang diminta orang-orang yang diserunya, seperti malaikat, jin dan sebagainya. Rasul yang diangkat dari manusia biasa tidak akan memperkenankan permintaan orang-orang yang diserunya. Karena Rasul itu tidak mempunyai kelebihan sesuatupun dari mereka. Dalam pada itu Allah SWT belum berkehendak mengutus Rasul itu. Itulah sebabnya kami mengingkari kerasulanmu hai Muhammad". Mustahil Allah SWT mengangkat Rasul, jika Dia sendiri belum berkehendak untuk mengangkatnya.

Diriwayatkan oleh Baihaqy dalam kitab "Ad Dalail" dan Ibnu Asakir dari Jabir bin Abdillah ia berkata: "Berkata Abu Jahal dan para pemimpin kaum Quraisy: "Sesungguhnya kurang jelas bagi kita apa yang disampaikan oleh Muhammad itu, jika kamu menemukan seseorang ahli sihir, tenung dan syair, maka hendaklah ia berbicara dengannya, kemudian datang kepada kita untuk menerangkan maksud yang disampaikan Muhammad itu. Maka berkata Utbah bin Rabi'ah: "Demi Allah, aku benar-benar telah mendengar sihir, tenung dan syair, dan aku benar-benar memahami rumpun engkau hai Muhammad adalah orang yang paling baik dalam rumpun keluarga Abdul Mutalib?". Muhammad tidak menjawabnya. Utbah berkata: "Kenapa engkau mencela tuhan-tuhan kami dan menganggap kami sesat ? Jika engkau menghendaki wanita, pilihlah olehmu sepuluh wanita yang paling cantik yang kamu kehendaki dalam suku Quraisy ini, jika engkau menghendaki harta kami kumpulkan harta itu menurut yang kamu perlukan".

Setelah Rasulullah mendengar ucapan Utbah itu, beliau membaca surat Fussilat ini sejak permulaan ayat sampai kepada ayat ini, yang menerangkan malapetaka yang pemah ditimpakan kepada kaum Ad dan Samud. Mendengar ayat yang dibacakan Rasulullah saw itu, Utbah bungkem dalam seribu bahasa, lalu kembali pulang ke rumahnya, tidak langsung kepada kaumnya. Tatkala kaumnya melihat Utbab demikian, kaumnya mengatakan bahwa Utbah telah kena sihir Muhammad pula. Lalu mereka mencari Utbah dan berkata kepadanya: "Ya Utbah, engkau tidak datang kepada kami itu adalah karena engkau telah kena sihir pula". Maka Utbah marah dan bersumpah tidak akan berbicara lagi dengan Muhammad, kemudian ia berkata: "Demi Allah, aku benar-benar telah berbicara dengannya, lalu ia menjawab dengan satu jawaban yang menurut pendapatku jawaban itu bukan syair, bukan sihir dan bukan pula tenung, dan tatkala ia sampai kepada ucapan: Petir yang seperti menimpa kaum Ad dan Samud, aku pun bungkem dalam seribu bahasa.

Aku benar-benar mengetahui bahwa Muhammad itu, apabila ia mengatakan sesuatu, ia tidak berdusta, dan takutlah kepada azab yang akan menimpa itu".

Sebagaimana diketahui bahwa Utbah termasuk pemuka Quraisy dan termasuk orang yang berpengetahuan luas di antara mereka, di samping seorang sastrawan ia juga mengetahui seluk-beluk sihir dan tenung yang dipercayai orang pada waktu itu. Kebungkeman Utbah itu menunjukkan bahwa hatinya telah beriman kepada Rasulullah, tetapi karena pengaruh nafsu dan kedudukan, maka ia mengingkari suara hatinya. Demikian pula halnya dengan kebanyakan orang-orang musyrik. Hatinya telah beriman dan ia telah takut kepada azab yang akan ditimpakan kepadanya seandainya ia tidak beriman, ia tetap tidak beriman. karena khawatir akan dipencilkan oleh kaumnya. Karena itu mereka mencari-cari alasan untuk menutupi hati mereka itu, dengan mengatakan bahwa mustahil Allah SWT mengangkat seorang Rasul itu dari manusia biasa, jika Dia mengangkat Rasul tentulah Rasul itu seorang malaikat.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Jika mereka berpaling) yaitu orang-orang kafir Mekah dari iman sesudah adanya penjelasan ini (maka katakanlah, "Aku memperingatkan kalian) aku mempertakuti kalian (dengan petir, seperti petir yang menimpa kaum Ad dan kaum Tsamud) yakni dengan azab yang akan membinasakan kalian sama dengan azab yang membinasakan mereka.
««•»»
But if they, that is, the Meccan disbelievers, turn away, from belief, after this clear statement, then say, ‘I warn you of, I threaten you [with], a thunderbolt like the thunderbolt of ‘Ād and Thamūd’, in other words, a chastisement that will destroy you like the one that destroyed them.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 12][AYAT 14]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
13of54
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=41&tAyahNo=13&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#41:13

[041] Fushshilat Ayat 012

««•»»
Surah Fush shilat 12

فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَى فِي كُلِّ سَمَاءٍ أَمْرَهَا وَزَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظًا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
««•»»
faqadaahunna sab'a samaawaatin fii yawmayni wa-awhaa fii kulli samaa-in amrahaa wazayyannaa alssamaa-a alddunyaa bimashaabiiha wahifzhan dzaalika taqdiiru al'aziizi al'aliimi
««•»»
Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
««•»»
Then He set them up as seven heavens in two days, and revealed in each heaven its ordinance.[1] We have adorned the lowest heaven with lamps, and guarded them.[2] That is the ordaining of the All-mighty, the All-knowing.
[1] Or ‘law.’
[2] Cf.37:6;67:5.
««•»»

Setelah Allah SWT menciptakan langit dan bumi, seperti yang diterangkan pada ayat yang lain, maka pada ayat ini diterangkan keadaan keduanya setelah penciptaan itu.

Diterangkan bahwa Allah menyempurnakan kejadian langit itu dengan menjadikan tujuh langit dalam dua masa: dengan demikian, lamanya Allah SWT merencanakan penciptaan langit dan bumi ialah selama enam masa.

Diterangkan bahwa menghiasi langit dengan bintang-bintang yang gemerlapan, ada bintang yang bercahaya sendiri dan ada pula yang menerima pantulan cahaya dari planet yang lain. Karena itu terlihat cahaya bintang-bintang itu tidak sama, ketidaksamaan cahaya bintang-bintang itu menimbulkan keindahan yang tiada taranya.

Dan Allah menjadikan pada tiap-tiap langit sesuatu yang diperlukan oleh tiap-tiap langit itu, sesuai dengan hikmah dan Sunatullah. Seperti mengadakan daya tarik pada tiap-tiap planet dan menjadikannya berjalan pada garis edarnya, sehingga dengan demikian planet-planet itu tidak akan jatuh dan berbenturan antara yang satu dengan yang lain. Untuk masing-masing planet itu ditetapkan tugas-tugas tertentu, sesuai dengan keadaan dan terjadinya, seperti tugas bulan tidak sama dengan tugas matahari, karena kejadian keduanya berlainan pula.

Semua yang diterangkan itu merupakan ciptaan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, yang harus tunduk kepada ketetapan Nya. Tidak ada satupun dari yang diciptakan Nya yang menyimpang dari ketetapan Nya itu. Dia mengetahui keadaan makhluk yang diciptakan Nya itu, baik yang halus maupun yang kasar, baik yang nyata maupun yang tersembunyi.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Maka Dia menjadikannya) dhamir yang ada pada lafal ayat ini kembali kepada lafal As-Samaa atau langit, karena memandang dari segi maknanya (tujuh langit dalam dua hari) yakni hari Kamis dan hari Jumat, Dia telah selesai dari menciptakan langit pada saat-saat terakhir dari hari tersebut.

Dan pada hari itu juga diciptakan Nabi Adam, oleh karena itu maka di sini tidak dikatakan Fasawwaahunna tetapi Faqadhaahunna. Dan sesuai dengan makna ayat ini yaitu ayat-ayat tentang penciptaan langit dan bumi dalam enam hari (dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya) yang telah Dia perintahkan kepada penduduk yang ada di dalamnya, yaitu taat dan beribadah kepada-Nya.

(Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan pelita-pelita) yakni bintang-bintang yang cemerlang (dan Kami memeliharanya) dinashabkan oleh Fi`ilnya yang keberadaannya diperkirakan, Kami menjaganya dengan meteor-meteor dari setan yang mau mencuri-curi pembicaraan para malaikat. (Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa) di dalam kerajaan-Nya (lagi Maha Mengetahui) makhluk-Nya.
««•»»
Then He ordained them (the [suffixed] pronoun refers back to al-samā’, ‘the heaven’, because it [al-samā’] actually denotes that plural [sense] to which it will lead [in the following clause), in other words, He made them to be, seven heavens in two days — Thursday and Friday. He completed them in the last hour thereof, in which He created Adam — which is why He does not say sawā’an, ‘evenly’ here [as He did earlier]; what is said here concords with those verse in which it is stated that the heavens and the earth were created in six days; and in each heaven He revealed its commandment’, that to which He commanded those in it [to follow], in the way of obedience and worship. And We adorned the lowest heaven with lamps, with stars, and [this was also] to guard them (hifzan is in the accusative because of its implicit verbal sense, in other words, ‘We guarded it against the devils lest they try to listen therein [to the angels] by stealth with meteors’). That is the ordaining of the Mighty, in His kingdom, the Knower, of His creatures.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 11][AYAT 13]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
12of54
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=41&tAyahNo=12&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#41:12